Kamis, 13 November 2014

Membangun Jati Diri Siswa

Saya berpendapat bahwa, di samping pemilikan yang telah ada pada pribadi seseorang, maka tumbuhnya jati diri dalam diri seseorang tidak terjadi secara spontan. Kecuali orang itu menjumpai kejadian yang sangat mengesankan alam sejarah kehidupannya.

Saya melihat jati diri yang dapat ditumbuhkan pada umumnya terjadi melalui sosialisasi lingkungan melalui proses interaksi stimulis respons yang terjadi secara serial. Itu berarti dari lingkungan anak juga dapat terbangun jati dirinya. Lingkungan yang kondusif untuk membangun jati diri anak, menurut saya dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni: lingkungan alam yang telah tersedia di lingkungan kita dan lingkungan artifi cial atau lingkungan yang diciptakan.

belum tersedia secara alami di lingkungan kita. Di pihak ini termasuk peran dari kegiatan Bimbingan Konseling (BK). Lantas bagaimana sesungguhnya karakteristik orang yang memiliki jati diri? Seseorang yang memiliki jati diri memiliki keunikan, ada yang mengatakan orang itu memiliki ‘aku’, diantaranya adalah dia biasanya memiliki kepribadian. Dia memiliki sikap tertentu yang jelas. Dia memiliki tindakan jelas, dan biasanya dia pun memiliki pendirian yang jelas.

Saya rasa, dengan adanya pemilikan sifat unik itu, maka seorang yang memiliki jati diri bukan orang yang akunya besar. Karena, menurut saya, orang yang akunya besar cenderung memiliki sifat egoistis. Nah, bagi orang yang egoistis, maka segala ukuran normatifnya dalam menilai sesuatu selalu diukur dari aspek subjektivitas dirinya. Saya kira, orang yang memiliki jati diri dapat juga dikatakan orang itu memiliki aku, tetapi aku bukan berarti yang negatif.

Maksud saya, ia dapat membaca dirinya, ia pun kenal terhadap dirinya. Siapa dirinya, bagaimana dirinya, dapat diketahui oleh orang yang memiliki jati diri konteksnya dalam kebersamaan orang lain. Dalam peran ini aku diposisikan sebagai jati diri. Lantas, apa dampak perilaku orang yang memiliki jati diri? Dampak seseorang yang memiliki jati diri, maka orang itu tidak mudah terkena pengaruh luar.

Ia begitu resisten terhadap lingkungan, meskipun tidak harus berarti memiliki sikap skeptis. Selain itu, saya juga melihat, biasanya objektivitas pribadinya menjadi lebih jelas. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki jati diri masih memiliki fleksibilitas dalam menjalankan kehidupannya, baik sebagai pribadi maupun dalam kehidupan bersama. Jati diri, saya rasa, tidak berarti rigid atau kaku.

Orang yang memiliki jati diri sangat beruntung karena ia mampu untuk mngenal akan kekurangan dan kelebihan dirinya, dengan demikian ia dapat mengendalikan dirinya untuk berhasil. Kira-kira peran BK dalam membangun jati diri gimana? Kalau menurut pendapat saya, peran BK dalam membangun jati diri terutama dalam mempengaruhi lingkungan. Dan, penciptaan lingkungan itu biasanya melalui dua cara, yaitu Pertama, penciptaan kondisi.

Kedua, melalui penyadaran. Bila dengan cara melalui penciptaan kondisi berarti untuk menumbuhkan jati diri membutuhkan sosialisasi. Orang itu diadaptasikan kepada situasi yang kondusif. Bila menggunakan pendekatan penyadaran, maka membutuhkan pemikiran dan penghayatan, membutuhkan contoh, dan membutuhkan proses adopsi. Dan, seberapa besar pengaruh lingkungan kontribusinya terhadap tumbuhnya jati diri seseorang, itu tergantung kepada modal dasar jati diri yang dimiliki orang itu.

Saya rasa, Bimbingan Konseling (BK) yang pada prinsipnya secara operasional melakukan pendampingan terhadap kliennya, proses pemikiran dan penghayatan dapat dilakukan melalui contoh, diskusi, analisis situasi, melalui cerita komparatif, dan cara-cara lainnya. Memang, kemudian pada akhirnya timbul pertanyaan, bagaimana guru BK menyikapi masalah ini? Saya kira, guru Bimbingan Konseling (BK) tidak benar menghadapi masalah siswa dipecahkan secara sama rata.

Guru, menurut saya, seharusnya memerinci spesifi kasi setiap permasalahan siswa, sehingga ditemukan profi l dari masalahnya, dan akhirnya menentukan metodologi untuk pemecahannya, secara langsung atau diperlukan langkah tahapan. Dia harus memilih keunikan masalah, dan berikutnya menetapkan metodologi untuk memecahkannya yang tepat. Dari segala macam pendekatan pemecahan masalah manusia yang dapat dilakukan, model pendampingan merupakan cara pemecahan masalah yang (1) manusiawi, (2) partisipatif, (3) menyenangkan siswa, dan (4) dapat dijamin hasilnya.

Oleh karena itu model pendampingan yang sekarang ini telah digunakan orang untuk berbagai cara penyuluhan, bimbingan, dan lain-lain dapat digunakan sebagai cara yang terpilih dan memiliki keunggulan. Melalui pendampingan kita dapat mengenal klien lebih mendalam dan komprehensif. Saya yakin, bahwa dengan melalui pendampingan kita pun juga dapat menjalin dengan klien dengan lebih interaktif dan komunikatif.

Sehingga, tidak mustahil kalau kemudian terjadi keakraban yang dinamis antar klien dengan pembimbing. Segala persoalan klien dapat terdeteksi dan dapat dipecahkan dengan tuntas dan memuaskan. Dalam konteks inilah, saya kira jelas bahwa dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Apakah memungkinkan BK dapat membangun jati diri siswa, tergantung kepada penciptaan lingkungan yang kondusif. Pada prinsipnya setiap orang itu memiliki jati dirinya yang unik.

Dan, ternyata lingkungan memungkinkan dapat membangun jati diri seseorang apabila kepada orang itu dihadapkan kepada: Pertama, kejadian yang mengesankan. Kedua, ditemukan kejadian yang alamiah, dan ketiga adalah dihadapkan kepada lingkungan artifi yang cocok.


1 komentar:

  1. 10 Best Bitcoin Casino Sites for 2021 (Reviewed) | CasinoWow
    Top 10 Bitcoin Casino Sites · 1. kadangpintar Cafe Casino · 제왕 카지노 2. Wild Casino · 3. Bitstarz Casino · 4. Casino 인카지노 Bonus · 5. Bovada

    BalasHapus